Minggu, 03 Mei 2009

Melongok Candi Seribu


Melongok Candi Seribu Arca
MENJULANG nan megah setinggi 47 meter, Candi Prambanan bisa dibilang merupakan salah satu peninggalan sejarah yang membuktikan ihwal kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi yang terletak di Desa Prambanan ini, kurang lebih 20 kilometer dari Kota Yogyakarta ke arah timur laut. Diperkirakan dibangun pada abad ke-10 masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan dan Rakai Balitung pada masa Wangsa Sanjaya.
Terdapat tiga candi utama di kompleks Prambanan yaitu Candi Wisnu, Candi Brahma, dan Candi Siwa.
Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping, yaitu Candi Nandini untuk Candi Siwa, Candi Angsa untuk Candi Brahma, dan Candi Garuda untuk Candi Wisnu. Selain candi utama dan candi pendamping, masih terdapat lagi 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut.
Salah satu candi pendamping yang dianggap cukup unik adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Dalam mitologi Hindu, Garuda diyakini sebagai burung mistis bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh, dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok seperti itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti "terbit" atau "bersinar") yang lazim dihubung-hubungkan dengan Dewa Ra dalam mitologi Mesir Kuna atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuna.
Menurut mitologi, Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa). Kemampuan menyelamatkan itulah yang dikagumi sebagian kalangan sampai sekarang.
Sejumlah negara menjadikan garuda sebagai lambang negara, termasuk Indonesia. Negara lain yang juga menggunakan garuda untuk lambang negara adalah Thailand, Yaman, dan Albania.
Seperti juga candi-candi lain yang terletak di Jawa Tengah, candi-candi di Prambanan mempunyai karakterisik bangunan yang tambun dan berundak-undak di bagian atasnya. Selain itu, puncak candi berbentuk ratna atau stupa. Gawang pintu candinya berhias kalamakara (kepala raksasa dengan lidah menjulur), sedangkan reliefnya yang timbul agak tinggi memiliki lukisan-lukisan naturalis. Posisi candi utama berada di tengah halaman, menghadap ke timur, sedangkan candi pendampingnya menghadap ke barat. Semuanya terbuat dari batu andesit.
Legenda yang banyak beredar di kalangan masyarakat Jawa tentang Candi Prambanan menyebutkan bahwa dulu Raja Bandung Bondowoso mencintai seorang putri bernama Roro Jonggrang. Akan tetapi, karena tidak mencintainya, Roro Jonggrang berkelit dengan meminta Bondowoso agar membuat candi dengan 1.000 arca dalam tempo hanya semalam. Permintaan tersebut hampir saja terpenuhi sebelum Roro Jonggrang akhirnya buru-buru meminta warga desa sekitar untuk menumbuk padi dan membuat api besar agar tercipta suasana seolah seperti pagi hari. Merasa dicurangi, Bondowoso, yang baru dapat menyelesaikan 999 arca itu, kaget serta marah dan lantas mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca yang ke-1.000 sebagai penggenap isi candi yang dibuatnya.
Dengan sosoknya yang megah dan elok, tentu saja, Candi Prambanan senantiasa menarik minat para wisatawan untuk berkunjung. Bukan hanya wisatawan domestik, tetapi juga wisatawan mancanegara. Sejumlah petinggi negara asing bahkan menyempatkan pula untuk melihat langsung kemegahan dan keelokan candi ini.
Pangeran Akhisino dan Permaisuri Putri Kiko dari Jepang, misalnya, beberapa waktu lalu meluangkan waktu mereka untuk mengunjungi Candi Prambanan. Selain mengamati satu per satu bangunan candi yang ada di kompleks Prambanan, mulai dari candi-candi utama hingga candi-candi pendampingnya, dalam kunjungannya itu Pangeran Akhisino dan Permaisuri Putri Kiko menyempatkan pula untuk mengabadikan gambar mereka melalui kamera digital yang dibawanya.
Rusak parah
Gempa dahsyat yang menyapu sejumlah wilayah di Yogyakarta pada bulan Mei 2006 sempat membuat candi-candi di Prambanan mengalami kerusakan yang cukup parah. Tidak sedikit stupa candi yang rontok dan jatuh ke tanah akibat gempa dahsyat itu. Beberapa candi tidak lagi berdiri tegak.
Akibat kerusakan tersebut, kompleks Candi Prambanan langsung ditutup untuk umum. Alasan larangan itu karena dikhawatirkan bangunan candi yang rusak akan membahayakan keselamatan para wisatawan. Pasalnya, akibat guncangan gempa dahsyat tersebut, banyak susunan batuan candi yang terlepas dari struktur bangunan candi dan dikhawatirkan bisa jatuh menimpa pengunjung.
Maka, tidak lama berselang, rehabilitasi candi pun segera dilakukan dengan bantuan UNESCO (badan PBB yang mengurusi masalah-masalah pendidikan, sains, dan kebudayaan). UNESCO ikut mengambil peran dalam rehabilitasi Candi Prambanan lantaran candi ini telah menjadi bagian dari apa yang diistilahkan sebagai world heritage. Dalam hal ini, UNESCO berperan sebagai jembatan bagi negara-negara yang ingin membantu rehabilitasi Prambanan. Total dana yang dibutuhkan untuk rehabilitasi Candi Prambanan adalah Rp 1,4 miliar. Diperkirakan, baru tahun 2010 nanti rehabilitasi candi ini akan rampung seluruhnya.
Meskipun demikian, sejak bulan Mei 2008 ketika tahap pertama rehabilitasi selesai, Candi Prambanan mulai dibuka kembali untuk umum. Para wisatawan pun sudah diperbolehkan masuk ke sebagian areal candi yang sudah dianggap aman.
Saat penulis mengunjungi Prambanan baru-baru ini, kesibukan para pekerja yang sedang melakukan rehabilitasi sebagian candi di kompleks Prambanan masih terlihat. Candi yang sedang direhabilitasi dikelilingi pagar besi. Pengunjung sama sekali tidak diperkenankan masuk dan hanya bisa melihat dari luar pagar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar